Senin, 27 Februari 2017

Asal Usul Kehidupan

Teori mengenai asal usul kehidupan ada 2, yaitu sebagai berikut

      A.      Teori Abiogenesis
       Makhluk hidup berasal dari materi yang tidak hidup, pembentukannya terjadi begitu saja atau secara spontan.

Tokoh : - Aristoteles
                a) Cacing berasal dari tanah
                b) Belatung berasal dari daging busuk

              - Antonie Van Leeuwenhoek
                Mikroorganisme berasal dari air.
                Pada abad ke-17 dengan penemuannya terhadap
                mikroskop (melihat adanya mikroorganisme dalam
                sampel air hujan dan air jerami)

      B.      Teori Biogenesis
       Kehidupan berasal dari kehidupan yang ada sebelumnya.

Tokoh dan percobaan yang terkenal :
a)      Francesco Redi
       Teori “Omne vivum ex ovo”  kehidupan berasal dari
       telur.
b)      Lazzaro Spallanzani
       Membantah teori Leeuwenhoek mikroorganisme dalam
       air bukan muncul dengan sendirinya
c)      Louis Pasteur
       Omne vivum ex ovo (semua kehidupan berasal dari telur)
       Omne ovum ex vivo (telur berasal dari makhluk hidup)
       Omne vivum ex vivo (setiap kehidupan berasal dari
       kehidupan sebelumnya)


                  Berikut percobaan yang dilakukan oleh Francesco Redi




            Selanjutnya percobaan dari Lazzaro Spallanzani adalah sebagai berikut



Labu kedua tutupnya dibuka dan dalam waktu sehari kaldu berubah keruh dan berbau busuk. Hal ini disebabkan karena adanya mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan yang berasal dari luar bukan dari dalam air kaldu.

Dan yang terakhir adalah percobaan dari Loise Pasteur




Hal yang perlu diingat dari penjelasan teori biogenesis diatas adalah
  •           Omne vivum ex ovo, mahluk hidup berasal dari telur.
  •           Omne ovum ex vivo, telur berasal dari mahluk hidup.
  •         Omne vivum ex vivo,  mahluk hidup berasal dari mahluk hidup yang ada sebelumnya.







Sabtu, 25 Februari 2017

Makalah Sel Volta

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Sel volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik. Sel volta ditemukan oleh dua orang ahli berkebangsaan Italia. Mereka adalah Alessandro Guiseppe Volta (1745-1827) dan Luigi Galvani (1737-1798).
Ciri khas dari sel volta adalah menggunakan jembatan garam. Jembatan garam berupa pipa U yang diisi agar-agar yang mengandung garam kalium klorida. Sel volta terdiri dari anoda yang bermuatan negatif dan katoda yang bermuatan positif. Pada anoda terjadi proses oksidasi, oksidasi adalah pelepasan elektron. Sedangkan pada katodanya terjadi proses reduksi, reduksi adalah penangkapan elektron.
Sel volta banyak sekali digunakan pada kehidupan sehari-hari. Sel volta yang biasa digunakan pada kehidupan manusia seperti jenis-jenis baterai dan aki (accu). Baterai dan aki sangatlah berbeda, perbedaan ini dapat dilihat dari setelah pemakaian kedua benda tersebut. Baterai apabila sudah terpakai tidak dapat digunakan lagi karena sudah tidak ada lagi arus listrik pada baterai tersebut. Sedangkan, aki apabila arus listriknya sudah habis dapat diisi lagi dengan mengalirkan arus listrik.
Sel volta dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Sel Volta Primer, Sel Volta Sekunder, Sel Bahan Bakar. Ketiga bagian tersebut juga memiliki contoh masing-masing lagi. Oleh karena itu marilah kita lihat pembahasan mengenai macam-macam dari sel volta berikut ini.

1.2            Rumusan Masalah
a.       Apa saja jenis sel volta?
b.      Apa contoh dari sel volta primer?
c.       Apa contoh dari sel volta sekunder?
d.      Apa saja kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari?

1.3            Tujuan
Dapat mengetahui contoh-contoh dari sel volta yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca supaya lebih mempunyai pemahaman yang tidak hanya sekedar materi yang diterima. Tapi juga dalam penerapannya dalam realisasi kehidupan.






BAB 2
PEMBAHASAN
A.    Sel Volta Primer
Sel Volta Primer adalah Sel Volta yang tidak dapat diisi ulang kembali jika sumber energinya habis. Contoh sel volta primer adalah sebagai berikut :

1.    Sel Keriing Seng – karbon
Sel kering juga dapat disebut sel Lenchanche atau baterai. Baterai kering ini mendapatkan hak paten penemuan di tahun 1866. Sel Lanchache ini terdiri atas suatu silinder zink berisi pasta dari campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), karbon (C), dan sedikit air. Dengan adanya air jadi baterai kering ini tidak 100% kering.

Sel ini biasanya digunakan sebagai sumber tenaga atau energi pada lampu, senter, radio, jam dinding, dan masih banyak lagi. Penggunaan logam seng adalah sebagai anoda sedangkan katoda digunakan elektrode inert, yaitu grafit, yang dicelupkan ditengah-tengah pasta. Pasta ini bertujuan sebagai oksidator. Seng tersebut akan dioksidasi sesuai dengan persamaan reaksi di bawah ini:

Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e–  (anoda)

Sedangkan katoda terdiri atas campuran dari MnO2 dan NH4Cl. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut:

2MnO2(s) + 2NH4+(aq) 2e– → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)  (katoda)

Katoda akan menghasilkan ammonia, ammonia ini akan bereaksi dengan Zn2+ yang dihasilkan di anode. Reaksi tersebut akan membentuk ion yang kompleks [Zn(NH3)4]2+. Sel kering ini tidak dapat digunakan berulang kali dan memiliki daya tahan yang tidak lama. Dan harganya di pasaran sangatlah murah.

2.    Batre Merkuri
Baterai merkuri ini merupakan satu dari baterai kecil yang dikembangkan untuk usaha perdagangan atau komersial. Anoda seng dan katoda merkuri (II) oksida (HgO) adalah penyusun dari baterai merkuri ini yang dihubungkan dengan larutan elektrolit kalium hidroksida (KOH). Sel ini mempunyai beda potensial ± 1,4V. Reaksi yang terjadi pada baterai ini adalah:

Zn(s) + 2OH–(aq) → ZnO(s) + H2O + 2e–  (anoda)

HgO(s) + H2O + 2e– → Hg(l) + 2OH–(aq)  (katoda)

Reaksi dari keseluruhan atau disebut reaksi bersih adalah:

Zn(s) + HgO(s) → ZnO(s) + Hg(l)

3.     Batre Perak Oksida
Baterai perak oksida tergolong tipis dan harganya yang relatif lebih mahal dari baterai-baterai yang lainnya. Baterai ini sangat populer digunakan pada jam, kamera, dan kalkulator elektronik. Perak oksida (Ag2O) sebagai katoda dan seng sebagai anodanya. Reaksi elektrodenya terjadi dalam elektrolit yang bersifat basa dan mempunyai beda potensial sama seperti pada baterai alkaline sebesar 1,5V. Reaksi yang terjadi adalah:

Zn(s) + 2OH–(aq) → Zn(OH)2(s) + 2e–  (anoda)

Ag2O(s) + H2O + 2e– → 2Ag(s) + 2OH–(aq)  (katoda)

4.    Batre Litium
Terdiri atas litium sebagai anoda dan MnO2 sebagai oksidator (seperti pada baterai alkaline). Baterai Litium ini dapat menghasilkan arus listrik yang lebih besar dan daya tahannya lebih lama dibandingkan baterai kering yang berukuran sama. Berikut notasi dari baterai Litium:

Li│Li+|| KOH │MnO2, Mn(OH)3, C


B.    Sel Volta Sekunder
Sel Volta Sekunder adalah sel volta yang dapat diisi ulang kembali setelah dayanya habis. Contoh sel volta sekunder antara lain :
1.    Aki Timbal
Aki merupakan jenis baterai yang dapat digunakan untuk kendaran bermotor atau automobil. Aki timbal mempunyai tegangan 6V atau 12V, tergantung jumlah sel yang digunakan dalam konstruksi aki timbal tersebut. Aki timbal ini terdiri atas katoda PbO2 (timbel(IV) oksida) dan anodanya Pb (timbel=timah hitam). Kedua zat sel ini merupakan zat padat, yang dicelupkan kedalam larutan H2SO4. Reaksi yang terjadi dalam aki adalah:

Pb(s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e–  (anoda)

PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) + 2e– → PbSO4(s) + 2H2O  (katoda)

Aki ini dapat diisi ulang dengan mengalirkan lagi arus listrik ke dalamnya. Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada kedua elektrode. Pada pengosongan aki, anoda (Pb) mengirim elektron ke katoda (PbO2). Sementara itu pada pengisian aki, elektrode timbal dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus sehingga Pb2SO4  yang terdapat pada elektrode timbal itu direduksi. Berikut reaksi pengisian aki:

PbSO4(s) + H+(aq) +2e– → Pb(s) + HSO4–(aq)  (elektrode Pb sebagai katoda)

PbSO4(s) + 2H2O(l) → PbO2(s) + HSO4–(aq) + 3H+(aq) + 2e–   (elektrode PbO2 sebagai anoda).


2.    Batre Nikel Kadmium
Baterai nikel-kadmium merupakan baterai kering yang dapat diisi ulang. Sel ini biasanya disebut nicad atau bateray nickel-cadmium. Reaksi yang terjadi pada baterai nikel-kadmium adalah:

Cd(s) + 2OH–(aq) → Cd(OH)2(s) + 2e–  (anoda)

NiO2(s) + 2H2O + 2e– → Ni(OH)2(s) + 2OH–(aq)  (katoda)

Reaksi keseluruhan adalah:

Cd(s) + NiO(aq) + 2H2O(l) → Cd(OH)2(s) + Ni(OH)2(s)
Baterai nikel-kadmium merupakan zat padat yang melekat pada kedua elektrodenya. Baterai nikel-kadmium memiliki tegangan sekitar 1,4V. Dengan membalik arah aliran elektron, zat-zat tersebut dapat diubah kembali seperti zat semula.

3.    Sel Perak
Sel ini mempunyai kuat arus (I) yang besar dan banyak digunakan pada kendaran-kendaraan balap. Sel perak seng dibuat lebih ringan dibandingkan dengan sel timbal seng. KOH adalah elektrolit yang digunakan dan elektrodenya berupa logam Zn (seng) dan Ag (perak).

4.    Sel Natrium Belerang
Sel natrium belerang ini dapat menghasilkan energi listrik yang lebih besar dari sel perak seng. Elektrodenya adalah Na (natrium) dan S (sulfur).

5.    Sel Bahan Bakar
Sel bahan bakar adalah sel yang menggunakan bahan bakar seperti campuran hidrogen dengan oksigen atau campuran gas alam dengan oksigen. Sel bahan bakar ini biasanya digunakan untuk sumber energi listrik pesawat ulang-alik, pesawat Challenger dan Columbia. Yang berperan sebagai katode adalah gas oksigen dan anodanya gas hidrogen. Masing-masing elektrode dimasukkan kedalam elektrode karbon yang berpori-pori dan masing-masingnya elelktrode digunakan katalis dari serbuk platina.

Katoda: menghasilkan ion OH–

O2(g) + 2H2O(l) + 4e– → 4OH–(aq)

Anoda: dari katode bereaksi dengan gas H2

H2(g) + 2OH–(aq) → 2H2O(l) + 2e–


Reaksi selnya adalah: O2(g) + 2H2(g) → 2H2O(l)